Mengukur Efektivitas Pembelajaran dengan Metode Analisis N-Gain
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/pfisika/thumbnail/3951e974-882d-4507-8212-e9b2421f0da0.jpg)
N-Gain (Normalized Gain) adalah metode analisis yang digunakan untuk mengukur efektivitas pembelajaran dengan membandingkan peningkatan skor antara pretest (sebelum pembelajaran) dan posttest (setelah pembelajaran). N-Gain digunakan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan pemahaman siswa terhadap suatu materi.
Sejarah penggunaan
N-Gain (Normalized Gain) bermula dari pengembangan metode evaluasi untuk
mengukur efektivitas pembelajaran dalam pendidikan. Konsep ini banyak digunakan
dalam penelitian pendidikan, khususnya untuk mengevaluasi dampak strategi
pembelajaran tertentu terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Awal Mula Tahun
1998, Eric Mazur dan Richard R. Hake, dua tokoh utama dalam fisika pendidikan,
mempopulerkan penggunaan N-Gain. Hake menggunakan konsep ini untuk menganalisis
hasil dari Force Concept Inventory (FCI), yaitu tes diagnostik yang
digunakan untuk mengukur pemahaman siswa dalam fisika. Dalam studinya, Hake
membandingkan skor pretest dan posttest pada berbagai kelas yang menggunakan
metode pembelajaran tradisional versus interaktif. Hake mendefinisikan N-Gain
untuk memberikan ukuran standar atas seberapa besar pembelajaran yang terjadi
relatif terhadap potensi maksimal peningkatan skor. Pada perkembangan penggunaan
awal di Sains, fokus awal N-Gain adalah pada bidang pendidikan sains, seperti
fisika, kimia, dan biologi, untuk mengevaluasi efektivitas pembelajaran
berbasis eksperimen atau metode interaktif. Seiring waktu, N-Gain juga diadopsi
di bidang lain. N-Gain mulai diterapkan dalam penelitian pendidikan di
berbagai disiplin ilmu, termasuk matematika, sosial, dan bahasa. N-Gain menjadi
alat analisis populer karena memberikan cara yang kuantitatif dan sederhana
untuk membandingkan efektivitas berbagai metode pembelajaran.
N-Gain (Normalized Gain) adalah metode analisis yang digunakan untuk mengukur efektivitas pembelajaran dengan membandingkan peningkatan skor antara pretest (sebelum pembelajaran) dan posttest (setelah pembelajaran). N-Gain digunakan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan pemahaman siswa terhadap suatu materi.Keunggulan N-Gain
terletak pada beberapa aspek. Pertama, metode ini mudah digunakan sehingga
menjadi pilihan praktis dalam analisis pembelajaran. Kedua, N-Gain memberikan
nilai standar yang memungkinkan perbandingan lintas kelompok atau intervensi
secara objektif. Selain itu, N-Gain mampu mengatasi keterbatasan evaluasi
berbasis peningkatan skor mentah, yang sering kali tidak mencerminkan
efektivitas pembelajaran secara menyeluruh.
Saat ini, N-Gain
banyak digunakan di era modern dalam berbagai bidang pendidikan. Dalam
penelitian pendidikan, N-Gain berfungsi untuk menilai efektivitas metode
pembelajaran, media pembelajaran, atau teknologi pendidikan. Selain itu,
metode ini juga digunakan dalam evaluasi kurikulum untuk mengukur keberhasilan
implementasi kurikulum baru. Di sisi lain, N-Gain dimanfaatkan dalam
pengembangan instrumen asesmen untuk menilai kualitas alat tes atau program
pelatihan. Dengan fleksibilitas dan kemampuannya memberikan wawasan berbasis
data, N-Gain tetap relevan sebagai alat evaluasi dalam proses pembelajaran. Selain
itu fungsi N-Gain juga untuk identifikasi pemahaman yaitu melihat sejauh
mana pemahaman siswa meningkat setelah intervensi pembelajaran.
Rumus
N-Gain dapat dituliskan
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/pfisika/gallery/3a1f31d5-4038-4f55-bad5-74dafd2e2fe8.jpg)
Sedangkan
kategori N-Gain yang umum digunakan berasal dari penelitian Richard R. Hake
(1998), diklasifikasikan ke dalam tiga kategori:
·
Tinggi jika N-Gain > 0,7
·
Sedang jika 0,3 ≤ N-Gain ≤ 0,7
·
Rendah jika N-Gain < 0,3
Penentuan kategori ini diperkenalkan
dalam artikel Hake yang berjudul "Interactive-engagement vs
traditional methods: A six-thousand-student survey of mechanics test data for
introductory physics courses" (1998). Penelitian ini menggunakan
N-Gain untuk membandingkan efektivitas berbagai pendekatan pembelajaran,
terutama di bidang fisika. Kategori tersebut hingga kini digunakan secara luas
karena sederhana dan memberikan interpretasi yang jelas mengenai tingkat
efektivitas pembelajaran.
Referensi
Coletta, V. P., & Steinert, J. J. (2020). Why
normalized gain should continue to be used in analyzing preinstruction and
postinstruction scores on concept inventories. Physical Review Physics
Education Research, 16(1), Article 010108. https://doi.org/10.1103/PhysRevPhysEducRes.16.010108
Hake, R. R. (1998). Interactive-engagement versus
traditional methods: A six-thousand-student survey of mechanics test data for
introductory physics courses. American Journal of Physics, 66(1), 64–74. https://doi.org/10.1119/1.18809
Nissen, J. M., & Bagley, S. (2020). Comparing
three conceptual models for analyzing student learning in physics. Physical
Review Physics Education Research, 16(2), Article 020105. https://doi.org/10.1103/PhysRevPhysEducRes.16.020105
Syahrial, S., Syarif, H., & Muhammad, M. (2019). The effectiveness of basic reading textbooks development for university students. EAI Endorsed Transactions on e-Learning, 6(21), e5. https://doi.org/10.4108/eai.19-7-2019.2289527
Credit by MH