By: Rahman Eka Cahya, S.Pd.

Fisika…! Mantab…!

Fisika…! Mantab…!

Fisika…! Mantab…!

“Nampak seperti jargon biasa, namun dua kata itulah yang pertama kali saya hayati dan saya resapi saat menjadi Mahasiswa Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Negeri Surabaya pada tahun 2017 yang mampu mengobarkan api semangat saya dalam menjadi mahasiswa fisika”

Kalau boleh sebelum lanjut, saya mau perkenalan diri dulu karena tak kenal maka tak sayang. Nama saya adalah Rahman Eka Cahya. Saya resmi menjadi Mahasiswa Program S1 Pendidikan Fisika di Unesa pada saat pertama kali diterima di Fisika-Unesa pada 20 Juni 2017 dan memperoleh Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 17030184035 sebagai identitas kemahasiswaan resmi saya di Unesa.

Saya lahir di Kota Mojokerto tepatnya pada 02 Agustus 1998 dan dibesarkan oleh kedua orang tua yang sangat saya cintai. Saat ini saya tinggal di Jl. Suromurukan VIII No. 46, RT 039, RW 009, Kel. Surodinawan, Kec. Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Jawa Timur 61328 dan tepat pada 13 Juli 2021 saya berhasil menyelesaikan studi saya di Jurusan Fisika Unesa selama 4 tahun atau 8 semester dengan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.).

Saya dinyatakan lulus pada 30 April 2021 dengan menyandang gelar S1 Sarjana Pendidikan yang merupakan salah satu program strata 1 yang sudah ada dalam kurun waktu yang lama apalagi pada saat Universitas Negeri Surabaya masih bernama IKIP Surabaya. Sebagai mahasiswa memang target akhir saya adalah lulus, akan tetapi sebelum lulus saya harus mampu menyelesaikan yudisium terlebih dahulu.

Yudisium merupakan pengumuman nilai akhir dari setiap mata kuliah atau pemutusan kululusan mahasiswa setelah menempuh masa studi dalam jangka waktu tertentu dan alhamdulillah pada 13 Juli 2021 saya sudah melaksanakan yudisium.

Saya terdaftar dalam Yudisium ke-101 FMIPA Unesa Tahun 2021, tetapi saya tidak sendiri karena terdapat 77 mahasiswa fisika (52 mahasiswa S1 Pendidikan Fisika dan 25 mahasiswa S1 Fisika) dari total 345 yudisiawan/wati dari jurusan matematika, fisika, kimia, biologi, dan sains yang terdaftar pada periode ini.

Sebagai mahasiswa secara turuntemurun tentunya saya sangat mengidamkan prosesi yudisium secara tatap muka karena euforia saat di lapangan benar-benar terasa apalagi status saya adalah mahasiswa akhir yang sudah lulus dan ingin merasakan moment spesial untuk terakhir kalinya dengan almamater saya, namun karena pandemi virus Covid-19 dan demi keamanan seluruh yudisiawan/wati akhirnya prosesi yudisium kali ini dilaksanakan secara daring (tanpa tatap muka) atau melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting dan tentu saja hal ini tidak mengurangi kekhidmatan prosesi yudisium.

Alhamdulillah pada tahun ini (13 Juli 2021) pada saat prosesi yudisium, saya dinyatakan sebagai yudisiawan terbaik untuk kategori tertinggi prestasi/nilai non-akademik (TKM) dengan nilai 6515 dan tentunya saya sangat bersyukur karena dianugerahi predikat sebagai yudisiawan terbaik periode 101.

Untuk memperoleh nilai non-akademik sebanyak itu tentunya bukanlah perkara mudah karena di samping harus ngebut bin ngotot untuk memperoleh prestasi/nilai non-akademik (TKM), saya harus berjuang untuk membagi waktu dengan kuliah saya yang tidak jarang banyak sekali tugas yang menyita waktu, tapi itu tidak saya sesali dan semakin membuat saya terpacu untuk terus berkarya dan berkreasi sampai mendapatkan nilai yang maksimal (boleh saja sebut saya sebagai mahasiswa yang ambis).

Sifat ambis yang saya miliki mampu mengantarkan saya untuk menyelami kegiatan non-akademik baik di dalam, maupun di luar kampus. Sebagai contoh adalah saya pernah tergabung dalam organisasi intrakampus. Beberapa organisasi yang pernah saya ikuti adalah Himpunan Mahasiswa Jurusan Fisika (HMJ Fisika) tahun 2018/2019, Komisi Pemilihan Umum Raya Organisasi Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (KPU-R Ormawa Unesa) tahun 2019/2020, Tim Kesekretariatan Seminar Nasional Fisika (SNF) dan Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) tahun 2019/2020, dan terakhir adalah Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (BEM Unesa) tahun 2019/2020.Walaupun saya tergolong mahasiswa yang ambis untuk urusan nilai akademik dan non-akademik, saya juga membutuhkan self-healing untuk diri saya sendiri karena kerja lembur bagai kuda juga tidak baik bagi diri saya, toh kalau sakit saya sendiri yang susah dan akhirnya tidak bisa ngambis. Oleh karena itu, saya selalu meluangkan waktu saya dalam bentuk hobi untuk mendesain gambar yang berhubungan dengan komunikasi visual karena dengan melakukannya pikiran saya menjadi tenang dan rileks, terlebih hal ini juga mampu menggubah kreativitas saya dalam bidang seni dan menjadi bisnis sampingan saya untuk memperoleh tambahan uang jajan he he he .Untuk menempuh jarak beribu kilometer ditentukan dari langkah awal yang tepat dan ditempuh langkah demi langkah dan inilah motto yang saya gunakan untuk memotivasi saya dalam menyelesaikan studi saya sampai tahap yudisium saat ini (13 Juli 2021).

Sebagai penyandang predikat yudisiawan terbaik, tentunya saya tidak akan besar kepala dan selalu ingat bahwa di atas langit masih ada langit, serta tiada gading yang tak retak.

Jujur saja dengan hal ini saya sangat senang, namun dalam memperolehnya saya tidak terlepas dari bantuan teman-teman saya yang selalu ada dan memberikan informasi baik kegiatan akademik, maupun non-akademik. Tidak lupa saya juga mengucapkan terimakasih dari sanubari terdalam karena sampai artikel ini diterbitkan saya belum mampu untuk membalas kebaikan Bapak dan Ibu sekalian. Oleh akrena itu, untuk Bapak dan Ibu dosen saya, saya ingin berterimakasih karena dengan bimbingan Panjenengan semua akhirnya saya mampu memperoleh predikat yudisiawan terbaik.

Tidak lupa untuk almamaterku tercinta, terimakasih banyak karena denganmu aku bisa menjadi seperti ini.

(Ucap Mas Rahman kepada TIM Website Jurusan Fisika Unesa pada saat diwawancarai)

Unesa – Satu Langkah di Depan  |  Unesa – Growing with Character

Fisika…! Mantab…!

Fisika…! Mantab…!

Fisika…! Mantab…!

Jayalah selalu Unesaku!

Salam hangat,

Rahman Eka Cahya, S.Pd.